gado2

satu bisa jadi sangat berarti
Pagi yang cerah, matahari menampakkan senyumnya dengan sinar merah jingga di ufuk timur di sambut kokokan ayam bersahutan nyaring membahana ke seluruh alam. Sisa-sisa air masih tergenang di beberapa tempat setelah hujan mengguyur Temanggung-ku tercinta semalam suntuk.


         Pagi ini kembali untuk beraktifitas, kusiapkan apa yang perlu dibawa, laptop, buku-buku, alat tulis semua masuk dalam backpack dan siap untuk menjadi beban di punggungku setiap hari.

         Jabat tangan hangat anak dan istri serta ciuman sayang dengan iringan doa mengantarku berangkat kerja mengabdi untuk negara dan agama, siap melayani para pejuang yang tak pernah henti mencerdaskan generasi bangsa demi hari esok yang lebih cerah.

         Motor butut yang selalu setia menemaniku kemanapun, ku starter. Satu meter dua meter perjalanan tertempuh melintasi jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan yang mengantar mereka bekerja atau belajar. 

         Mendekati lampu merah samping Kodim Temanggung, lampu lalu lintas sudah berwarna kuning dan berganti merah. Motor kuhentikan menunggu lampu merah kembali berwarna hijau, tanda kendaraan boleh kembali berjalan.

         Angka-angka detik berjalan menandakan berapa detik lagi lampu akan kembali hijau. Aneh memang, ataukah manusia sekarang sudah terlalu jenuh menunggu bahkan walau hanya satu detik. Ya… satu detik atau dua detik, berapa lamakah satu detik atau dua detik? Hingga ketika angka lampu lalu lintas baru menunjukkan dua atau satu detik lagi lampu akan kembali berubah hijau, beberapa kendaraan sudah tidak lagi sabar dan menerobos lampu merah beradu cepat. Dari angkutan umum, kendaraan roda dua atau anak sekolah.

         Kenapa hanya menunggu satu detik saja, sudah tidak lagi sabar. Satu detik, ya satu dsetik, selama helaian satu nafas, perjalanan dengan kendaraan bermotorpun tidak membuat lebih cepat sampai tujuan. Mungkin ada yang berpendapat; setiap lampu merah menerobos satu detik bila banyak lampu merah dikalikan beberapa detik akan berkumpul satu jam. Tapi apakah hanya satu detik, nyawa dipertaruhkan?
Manusia memang sudah seperti itu di zaman sekarang, ada kendaraan yang dipacu cepat demi mengejar lampu kuning agar belum sampai lampu merah sudah bisa melewatinya, bahkan lampu sudah berubah merah tapi karena baru beberapa detik, diterobos. Dari sebelah lainnya, lampu belum hijau kurang satu detik sudah diterobos.


         Tuhan mungkin masih memberikan keselamatan saat ia menerobos lampu lalu lintas, tapi kenapa kesempatan yang diberikan Tuhan masih terus di salah gunnakan? Kalau setiap kendaraan sudah tidak lagi sabar pengemudinya, maka tidaklah mustahil satu detik itu bisa membuat nyawa melayang, menghancurkan kendaraan, menjadikan orang tua kehilangan anaknya, membuat yatim anak-anaknya, menjadikan janda istrinya, atau yang lebih tragis lagi, membuat istrinya yang sudah janda harus melunasi kendaraan yang yang masih baru credit di dealer, ya itu bila kendaraan roda dua yang mengalaminya. Lalu bagaimana bila kendaraan itu adalah angkutan umum? Berapa nyawa penumpang yang dipertaruhkan oleh sopir yang tidak sabar dengan satu detik? Berapa yang akan susah dan bersedih menghadapi kehilangan yang tiba-tiba? Atau hanya cidera, tapi tetap saja akan membuat sedih keluarga, menyita waktu, dan mengeluarkan biaya. Berapa yang akan terkena imbasnya?

         Satu detik tidaklah lama, itu tidak akan memperpendek perjalanan yang di tempuh, tidak akan mempersingkat waktu, tidak akan membuat terlambat dan yang jelas tidak menjamin akan sampai tujuan tepat waktu yang di inginkan.


         So… kendalikan diri, tata hati, jangan mudah panas hati, jangan terpengaruh kendaraan yang semau sendiri, jangan emosi, dan tetaplah pada peraturan yang di buat. Ingatkan diri, masih ada yang menanti kita, di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat. M asih ada orang-orang yang tidak mengharapkan kita ada di sisinya, istri, anak, suami, orang tua, kekasih, sahabat…
Ingatkan diri… satu detik bisa sangat berarti bagi kehidupan kita dan kelangsungan hidup keluarga, jangan di anggap remeh Cuma satu detik. Dan jangan di anggap hal sepele. Ingat satu pepatah; Hanya karena sebuah potongan paku berkarat, kaki kuda tidak bisa berlari, karena kuda tidak bisa berlari, pesan tidak tersampaikan, karena pesan tidak tersampaikan, kalah dalam perang, karena kalah dalam perang, negara dikalahkan, karena negara dikalahkan, rakyat menderita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar